LAPORAN
PENDAHULUAN PNEUMONIA
A. PENGERTIAN
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai
parenkim paru, distal dari bronkiolusrespiratorius dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat
(Dahlan, 2007).
B.
PENYEBAB / ETIOLOGI
Ø Virus : virus influenza.
Ø Bakteri : Streptokokus pneumonia, Streptokokus aureus,
Hemofilus influenza, Stafilokokus, Pneumokokus.
Ø Jamur : Pseudomonas, Candida albican.
Ø Aspirasi : makanan atau benda asing.
C.
GEJALA
Gejala klinis tergantung pada lokasi, tipe kuman dan tingkat berat penyakit
Adapun gejala klinis dari pneumonia yaitu :
Ø Dispnoe
Ø Hemoptisis
Ø Nyeri dada
Ø Takipnea
Ø Demam, menggigil
Ø Malaise
Ø Kepala pusing
Ø Batuk produktif berupa sputum
Ø Peningkatan suhu tubuh
Ø Hipoksemia
D.
PEMERIKSAAN FISIK :
Dari hasil pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda-tanda konsolidasi paru
berupa
I : terdapat penggunaan otot aksesori.
P : pekak
P :
A : rales terdapat ronchi nyaring dan suara pernapasan bronchial
E.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK / PENUNJANG
Ø Pemeriksaan radiology (Chest X-Ray)
teridentifikasi adanya penyebaran (misal lobus dan bronchial), menunjukkan
multiple abses/infiltrat, empiema (Staphylococcus), penyebaran atau lokasi
infiltrasi (bacterial), penyebaran/extensive nodul infiltrat (viral).
Ø Pemeriksaan laboratorium (DL, Serologi, LED)
leukositosis menunjukkan adanya infeksi bakteri, menentukan diagnosis
secara spesifik, LED biasanya meningkat. Elektrolit : Sodium dan Klorida
menurun. Bilirubin biasanya meningkat.
Ø Analisis gas darah dan Pulse oximetry
menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan O2.
Ø Pewarnaan Gram/Cultur Sputum dan Darah
untuk mengetahui oganisme penyebab
Ø Pemeriksaan fungsi paru-paru
volume mungkin menurun, tekanan saluran udara meningkat, kapasitas
pemenuhan udara menurun dan hipoksemia.
F.
ASUHAN KEPERAWATAN
Ø Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan
a.
Bersihan jalan
napas tak efektif berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder terhadap
infeksi ditandai dengan pasien mengeluh batuk bercampur sputum
Tujuan dan Kriteria Hasil :
menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih
Intervensi :
1.
Kaji
frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
Rasional : takipnea, pernapasan dangkal dan gerakan dada tak simetris
sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau cairan paru.
2.
Auskultasi area
paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas
krakels
Rasional : penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan
cairan, krakels terdengar sebagai respon terhadap pengumpulan cairan, secret.
3.
Berikan minum
air hangat daripada air dingin
Rasional : cairan hangat memobilisasi dan mengeluarkan secret.
4.
Kolaborasi
pemberian mukolitik, ekspektoran
Rasional : membantu menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi secret.
b.
Nyeri akut
berhubungan dengan inflamasi parenkim paru ditandai dengan pasien mengeluh
nyeri dada, tampak meringis
Tujuan dan Kriteria Hasil :
nyeri berkurang atau hilang
Intervensi :
1.
Tentukan
karakteristik nyeri, misal : tajam, ditusuk, konstan
Rasional : nyeri dada biasanya ada dalam beberapa derajat dalam pneumonia, juga dapat timbul komplikasi pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.
2.
Pantau tanda
vital
Rasional : perubahan frekuensi jantung atau TD menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri
3.
Berikan tindakan
nyaman, misal : relaksasi, pijatan punggung
Rasional : tindakan non analgesikdiberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgesic.
4.
Kolaborasi dalam
pemberian analgesic
Rasional : diharapkan dapat membantu mengurangi nyeri.
c.
Pola napas tak
efektif berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder terhadap infeksi
ditandai dengan pasien mengeluh sulit bernapas, tampak sesak
Tujuan dan Kriteria hasil
mempertahankan ventilasi adekuat
Intervensi
1.
Kaji frekuensi,
kedalaman bernapas
Rasional : takipnea, pernapasan dangkal sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau cairan paru.
2.
Auskultasi bunyi
napas
Rasional : menunjukkan terjadinya komplikasi (adanya bunyi tambahan menunjukkan akumulasi cairan/sekresi).
3.
Pantau tanda
vital
Rasional : abnormalitas tanda vital terus menerus memerlukan evaluasi
lanjut
4.
Kolaborasi
pemberian O2 sesuai indikasi
Rasional : mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg.
G.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Ø Terapi antibiotic merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan
manifestasi apapun, yang dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman
penyebabnya.
Ø Terapi suportif umum
1.
Terapi O2 untuk
mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 %
berdasar pemeriksaan AGD
2.
Humidifikasi
dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak yang kental
3.
Fisioterapi dada
untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk batuk dan napas dalam
4.
Pengaturan
cairan: pada pasien pneumonia, paru menjadi lebih sensitif terhadap pembebanan
cairan terutama pada pneumonia bilateral
5.
Pemberian
kortikosteroid, diberikan pada fase sepsis
6.
Ventilasi
mekanis : indikasi intubasi dan pemasangan ventilator dilakukan bila terjadi
hipoksemia persisten, gagal napas yang disertai peningkatan respiratoy distress
dan respiratory arrest
7.
Drainase empiema
bila ada
DAFTAR
PUSTAKA
Barbara C (1989), Perawatan Medikal Bedah, Ikatan AlumniPendidikan
Keperawatan Padjadjaran, Bandung
Carpenito, Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan edisi 8 , EGC , JakartaCarpenito,
Dahlan (2007), Keperawatan kritis :
pendekatan holistic. Vol.1 ,EGC,Jakarta
Lynda Juall (1995), Rencana Asuhan
dan DokumentasiKeperawatan, EGC , JakartaDoengoes,

Baccarat: How to Play Baccarat? | Febcasino.com
BalasHapusThis septcasino guide 인카지노 will guide you on how to play the game 바카라 사이트 of Baccarat, and what it's like to play, where to play and where to play Baccarat