LAPORAN
PENDAHULUAN CA PARU
1.1
Pengertian
Kanker
paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalm jaringan
paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap
rokok ( Suryo, 2010)
1.2 Etiologi
Seperti
umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui,
tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik
merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan
tubuh, genetik, dan lain-lain (Amin, 2006).
a. Merokok
b. Perokok
Pasif
c. Genetik
d. Polusi
udara
e. Paparan
zat karsinogen
f. Penyakit paru
1.3 Faktor
Risiko Kanker Paru
a. Laki-laki
b. Usia lebih dari 40 tahun
c. Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)
d. Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif)
e. Radon dan asbes
f. Lingkungan industri tertentu
g. Zat kimia, seperti arsenic
h. Beberapa zat kimia organic
i.
Radiasi dari pekerjaan,
obat-obatan, lingkungan
j.
Polusi udara
k. Kekurangan vitamin A dan C
1.4 Manifestasi Klinis Kanker Paru
Gejala-gejala kanker paru yaitu:
a. Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh
obstruksi pada bronkus.
b. Gejala umum.
·
Batuk : Kemungkinan akibat
iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk
kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk
sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
·
Hemoptisis : Sputum bersemu
darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami
ulserasi.
·
Anoreksia,
lelah, berkurangnya berat badan.
1.5 Patofisiologi Kanker Paru
Dari
etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia.
Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi
langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal
dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan
ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala –
gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing
unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan
berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker
paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe,
dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
1.6 Pathway Kanker Paru
1.7 Pemeriksaan Penunjang
a. CT-Scan
b. MRI
c. Foto
Toraks
d. Pemeriksaan
sitologi sputum
e. Pemeriksaan
histopatologi
f. Pemeriksaan
serologi
1.8 PENATALAKSANAAN
KANKER PARU
Tujuan
pengobatan kanker dapat berupa :
a. Kuratif
Memperpanjang
masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
b. Paliatif.
Mengurangi dampak kanker,
meningkatkan kualitas hidup.
c.
Rawat rumah (Hospice care)
pada kasus terminal.
Mengurangi
dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
d. Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif,
paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan
komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001
dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000)
e. Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin
fungsi paru –paru yang tidak terkena kanker.
f. Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkomfirmasi diagnosa
tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan
biopsy.
g. Pneumonektomi (pengangkatan paru).
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa
diangkat.
h.
Lobektomi
(pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb
atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.
i.
Resesi segmental.
Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen
paru.
j.
Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan
yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru – paru berbentuk
baji (potongan es).
k. Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan –
bahan fibrin dari pleura viscelaris)
l.
Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan
bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi,
seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
m. Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN
NO
|
DX. KEPERAWATAN
|
TUJUAN & KRITERIA HASIL (NOC)
|
INTERVENSI (NIC)
|
1.
|
Bersihan
jalan nafas tidak efektif b/d adanya eksudat di alveolus
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mampu mempertahankan
kebersihan jalan nafas dengan kriteria :
§ Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah)
§ Menunjukkan
jalan nafas yang paten (frekuensi pernafasan rentang normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
§ Mampu
mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
|
Airwey
suction
§ Auskultasi
suara nafas sebulum dan sesudah suctioning
§ Informasikan
pada klien dan keluarga tentang suctioning
§ Minta
klien nafas dalam sebelum suction dilakukan
§ Berikan O2
dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suktionnasotrakeal
§ Anjurkan
pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari
nasatrakeal
§ Ajarkan
keluarga bagaimana cara melakukan suksion
§ Hentikan
suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukan bradikardi, peningkatan
saturasi O2,dll.
§ Airway
management
§ Posisikan
pasien u/ memaksimalkan ventilsi
§ Identifikasi
pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
§ Lakukan
fisioterpi dada jika perlu
§ Keluarkan
sekret
§ Dengan
batuk atau suction
§ Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
|
2.
|
Pola nafas
tidak efektif b/d sindrom hipoventilasi
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mampu mempertahankan
kebersihan jalan nafas dengan kriteria :
§ Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah)
§ Menunjukkan
jalan nafas yang paten (frekuensi pernafasan rentang normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
§ Tanda-tanda
vital dalam rentang normal
|
§ Terapi
oksigen
§ Beesihkan
mulut, hidung, dan seckret trakea
§ Pertahankan
jalan napas yang paten
§ Monitor
aliran oksigen
§ Pertahankan
posisi klien
§ Monitor
TD, nadi, dan RR
|
3.
|
Gangguan
pertukaran gas b/d hipoventilasi
|
v Respiratory status : gas exchange
v Keseimbangan asam basa, elektrolit
v Respiratory status: ventilation
v Vital sign
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam gangguan pertukaran gas pasien
teratasi dengan kriteria hasil :
Ø Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat
Ø Memehara kebersiha paru-paru dan
bebas dari tanda- tanda distres pernafasan
Ø Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis, dan dispneu,
mampu bernafas dengan mudah,.
Ø Tanda – tanda
vital dalam batas normal
Ø AGD dalam batas normal
Ø Status neurologis dalam batas
normal
|
Manajemen
Asam Basa
Kegiatan :
·
Dapatkan / pertahankan jalur intravena
·
Pertahankan kepatenan jalan nafas
·
Monitor AGD dan elektrolit
·
Monitor status hemodinamik
·
Beri posisi ventilasi adekuat
·
Monitor tanda gagal nafas
·
Monitor kepatenan respirasi
|
4.
|
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan/ mencerna/
mengabsorbsi zat-zat gizi karena factor biologis dan psikologi
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama x jam Status nutrisi meningkat, dengan
kriteria :
§ intake makan dan minuman
§ intake nutrisi
§ control BB
§ masa tubuh
§ biochemical measures
§ energy
|
a. Monitoring Gizi
§ Timbang berat badan pasien pada interval tertentu
§ Amati kecenderungan pengurangan dan penambahan berat
badan
§ Monitor jenis dan jumlah latihan yang dilaksanakan
§ Monitor respon emosional pasien ketika ditempatkan
pada suatu keadaan yang ada makanan
§ Monitor lingkungan tempat makanan
§ Amati rambut yang kering dan mudah rontok
§ Monitor mual dan muntah
§ Amati tingkat albumin, protein total, hemoglobin dan
hematokrit
§ Monitor tingkat energi, rasa tidak enak badan,
keletihan dan kelemahan
§ Amati jaringan penghubung yang pucat, kemerahan, dan
kering
§ Monitor masukan kalori dan bahan makanan
b.
Manajemen Nutrisi
§ Kaji apakah pasien ada alergi makanan
§ Kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah
kalori, protein dan lemak secara tepat sesuai dengan kebutuhan pasien
§ Anjurkan masukan kalori sesuai kebutuhan
§ Ajari pasien tentang diet yang benar sesuai
kebutuhan tubuh
§ Monitor catatan makanan yang masuk atas kandungan
gizi dan jumlah kalori
§ Timbang berat badan secara teratur
§ Anjurkan penambahan intake protein, zat besi dan vit
C yang sesuai
§ Pastikan bahwa diet mengandung makanan yang
berserat tinggi untuk mencegah sembelit
§ Beri makanan protein tinggi , kalori tinggi dan
makanan bergizi yang sesuai
§ Pastikan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan
gizinya.
c.
Manajemen hiperglikemia
§ Monitor Gula darah sesuai indikasi
§ Monitor tanda dan gejala
poliuri,polydipsi,poliphagia,keletihan,pandangan kabur atau sakit
kepala.
§ Monitor tanda vital sesuai indikasi
§ Kolaborasi dokter untuk pemberian insulin
§ Pertahankan terapi IV line
§ Berikan IV fluids sesuai kebutuhan
§ Konsultasi dokter jika ada tanda hiperglikemi
menetap atau memburuk
§ Bantu ambulasi jika terjadi hipotensi
§ Batasi latihan ketika gula darah >250 mg/dl
khususnya adanya keton pada urine
|
DAFTAR
PUSTAKA
Elizabeth, J. Corwin.2008. Buku Saku Patofisiologis.
Jakarta: ECG
Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan
Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: B First
Suyono, Slamet. 2001. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi
3. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan
Sistematik. Edisi 2. EGC:Jakarta.
Play Slots Live from our Live Dealer Sites for Real Money
BalasHapusWe have hundreds of live games, luckyclub including some of our most popular ones, like Push Gaming's Megaways, and many of the newest ones, like Dog House,